Pengertian Tayamum Dan Tata Cara Tayammum – Situs Jama’atul Muslimin pada kesempatan ini akan membahas mengenai pengertian Tayamum dan tata caranya. Untuk pencarian yang serupa bisa mengunjungi kategori Fiqih.
Pengertian Tayamum Dan Tata Cara Tayammum
A. Pengertian Tayamum
التَّيَمُّمُ هُوَ فِى اللُّغَةِ: الْقَصْدُ,
وَفِى الشَّرْعِ: الْقَصْدُ اِلَى الصَّعِيْدِ لِمَسْحِ الْوَجْهِ وَالْيَدَيْنِ
بِنِيَّةِ اسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ وَنَحْوِهَا (سبل السلام)
Tayamum menurut lugoh (bahasa) ialah:
“Menyengaja”. Menurut istilah syara ya’ni: “Menyengaja
(bermaksud) atas tanah untuk mengusap wajah (muka) dan kedua tangannya (sampai
pergelangan) dengan niyyat dibolehkan sholat dan yang sepertinya.”
(Subulus Salam juz I halaman 93)
B. Hukum Tayamum
Hukum tayamum kadang-kadang ‘Azimah (wajib)
yaitu jikalau kita tidak mendapatkan air. Kadangkala hukumnya Rukhsoh
(kelonggaran) yaitu bagi orang yang sakit atau safar (bepergian). Jadi untuk
orang yang tidak mendapatkan (menemukan) air hukumnya wajib. Dan untuk orang
yang sakit atau bepergian (safar) rukhsoh hukumnya.
Dasar hukum wajib tayamum bagi orang yang tidak
mendapatkan air adalah sebagai berikut:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنِ قَالَ:
كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ (ص) فِى سَفَرٍ فَصَلَّى بِالنَّاسِ, فَأِذَا هُوَ
بِرَجُلٍ مُعْتَزِلٍ فَقَالَ: مَامَنَعَكَ اَنْ تُصَلِّى؟ قَالَ اَصَابَتْنِيْ
جَنَابَةٌ وَلاَمَاءً قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّعِيْدِ فَأِنَّهُ يَكْفِيْكَ (متفق
عليه . المنتقى)
Dari Imron bin Husain ia berkata: “adakah
kami beserta Rosululloh ﷺ dalam satu perjalanan, maka beliau sholat berjama’ah dengan
manusia (rombongan). Setelah selesai sholat, beliau melihat seseorang yang
menjauhkan diri dan tidak ikut sholat berjama’ah dengan rombongan. Maka beliau
bertanya: “Mengapa anda tidak ikut sholat?” Jawabnya: “Saya kena
jinabah, sedangkan air tidak ada.” Nabi ﷺ bersabda: “Wajib atasmu bersuci
dengan sho’id (tanah yang bersih) maka sesungguhnya tanah itu cukup untukmu
(bertayamum)”. Muttafaqun Alaih. (Al Muntaqo juz I halaman 160)
Dasar hukum rukhsoh tayamum bagi orang yang
sakit atau bepergian adalah sebagai berikut:
وَاِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى اَوْ عَلَى
سَفَرٍ اَوْجَاءَ اَحَدٌمِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ اَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَاءَ
فَلَمْ تَجِدُوْا مَاءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًاطَيِّبًا (المائدة, النّساء)
“Jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau bersetubuh dengan istri-istrimu
lalu kamu tidak mendapatkan (memperoleh) air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik/ bersih”. (Al Maidah ayat 6 dan An Nisa ayat 43)
Apabila seseorang ditimpa suatu penyakit dan
karenanya tidak boleh memakai air, atau dalam perjalanan di tempat tidak ada
air, atau karena dingin yang amat sangat, maka ketika itu dibolehkan mandi atau
wudlu yang tadinya mempergunakan air, ditukar dengan tayamum yang mempergunakan
tanah kering yang bersih. Adapun mengenai ma’na (arti) dari “SHO’IDAN
TOYYIBAN” itu adalah permukaan bumi (tanah) baik berupa tanah atau yang
lainnya.
C. Cara Tayamum dan Anggota
yang Diusap
Cara mengerjakan tayamum ialah:
Mula-mula dipukulkan kedua belah telapak tangan
ke permukaan bumi (tanah yang bersih) tinggal debu yang sangat halus saja, lalu
disapukan (diusap) ke wajah (muka), sesudah itu kepada dua tangan sampai
pergelangannya, cukup begitu saja.
Dasar hukumnya ialah:
عَنْ عَمَّارِبْنِ يَاسِرٍ اَنَّ
النَّبِيَّ (ص) قَالَ: فِى التَّيَمُّمِ ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَالْيَدَيْنِ ,رواه
احمد وابو داود (المنتقى)
Dan dari ‘Ammar bin Yasir, sesungguhnya Nabi ﷺ telah bersabda: “Dalam tayamum satu
pukulan, untuk wajah (muka) dan dua tangan.” Telah meriwayatkan kepada
hadist ini Imam Ahmad dan Abu Dawud. (Al Muntaqo juz I halaman 166)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ اَبْزَى
عَنْ اَبِيْهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ اِلَى عُمَرَبْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ اِنِّيْ
اَجْنَيْتُ فَلَمْ اُصِبِ الْمَاءَ فَقَالَ عُمَّارُبْنُ يَاسِرٍ لِعُمَرَابْنِ
الْخَطَّابِ اَمَاتَذْكُرُ اَنَّا كُنَّا فِى سَفَرٍ اَنَا وَاَنْتَ فَاَمَّا
اَنْتَ فَلَمْ تُصِلِّ وَ اَمَّا اَنَا فَتَمَعَّكْتُ فَصَلَّيْتُ فَذَكَرْتُ
لِلنَّبِيِّ (ص) فَقَالَ النَّبِيُّ (ص) اِنَّمَا كَانَ يَكْفِيْكَ هكَذَا
فَضَرَبَ النَّبِيُّ (ص) بِكَفَّيْهِ الْاَرْضَ وَنَفَخَ فِيْهِمَا ثُمَّ مَسَحَ
بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ (صحيح البخارى, المنتقى)
Dari Abdir Rohman bin Abza dari bapaknya ia
berkata: “seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khottob, dia berkata:
“Saya junub, sedang air tidak ada.” Lalu Ammar bin Yasir berkata
kepada Umar bin Khottob, “Tidak ingatkah anda, ketika saya dan anda dalam
satu perjalanan. Anda tidak sholat (karena tidak ada air untuk wudlu) sedang
saya berguling-guling di tanah , sesudah itu saya sholat. Kemudian kuceritakan
hal itu kepada Rosululloh ﷺ lalu beliau bersabda: “Cukuplah begini saja, Nabi
memukulkan kedua telapak tangannya ke tanah lalu dihembuskan (tiup) keduanya,
kemudian disapukannya keduanya ke muka dan kedua tangannya (punggung tangan)
sampai pergelangannya.” (shohih Bukhori juz I halaman 143, Al Muntaqo juz
I halaman 167)
فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ
وَاَيْدِيَكُمْ مِنْهُ (المائدة)
“Maka sapulah (usap) mukamu (wajah) dan
tanganmu (sampai pergelangan) dengan tanah itu.” (Al Maidah ayat 6, an
Nisa ayat 43)
Demikian penjelasan tentang pengertian Tayamum dan tatacaranya. Wallohu ‘Alam