Kebenaran Suatu Jama’ah Menurut Syar’i

Photo of author

By Jamaatul Muslimin

Kebenaran Suatu Jama’ah Menurut Syar’i

Kebenaran Suatu Jama’ah Menurut Syar’i – Situs Jama’atul Muslimin pada kesempatan ini akan membahas tentang kebenara suatu jama’ah menurut syar’i. Untuk pencarian yang serupa bisa mengunjungi kategori Kajian ... Read more
Jamaatul Muslimin

Kebenaran Suatu Jama’ah Menurut Syar’i – Situs Jama’atul Muslimin pada kesempatan ini akan membahas tentang kebenara suatu jama’ah menurut syar’i. Untuk pencarian yang serupa bisa mengunjungi kategori Kajian Al Jama’ah.

Klaim Kebenaran Sebuah Jama’ah Menurut syar’i

A. Kebenaran itu dari Allah

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala

اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ
فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ ٦٠

Kebenaran itu dari Robbmu, karena itu
janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
(QS Ali Imran 60)

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala

وَقَالُوْا لَنْ
يَّدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلَّا مَنْ كَانَ هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى ۗ تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ
ۗ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ١١١

Dan mereka berkata: Tidak akan bisa masuk
surga kecuali orang yahudi atau orang nashara. Itulah angan-angan mereka.
Katakanlah: “Datangkanlah keterangan-keterangan kalian, jika kalian adalah
orang-orang yang benar?”
(QS Al Baqarah 111)

Dari 2 ayat diatas dapat dipahami sebagai
berikut:

1.      Kebenaran itu dari Allah yaitu berdasarkan
Al Qur’an dan As Sunnah

2.      Dalam kebenaran itu tidak boleh ada
ragu-ragu

3.      Boleh mengaku benar asal ada keterangan/
dalil baik dari Al Qur’an/ As sunnah

4.      Jika tidak bisa menunjukkan keterangan
berarti tidak benar dan termasuk ro’yu atau angan-angan.

B. Kebenaran Harus jelas, Selainnya Sesat

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala:

فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ
رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ
٣٢

Maka demikian itulah Allah, Robbmu yang
sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran (Al Haq) melainkan kesesatan. Maka
bagaimanakah kamu bisa dipalingkan (dari kebenaran)?
(QS Yunus 32)

C. Kebenaran Sebuah Jama’ah Harus Jelas,
Karena Perintah Allah dan RosulNya juga Jelas

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala:

۞ شَرَعَ
لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ
وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ
وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ

Allah telah memberikan syari’at untuk kamu
dari agama (al Islam) sebagaimana Dia telah berwasiat kepada Nabi Nuh dan
sebagaimana yang telah kami wahyukan kepada engkau dan sebagaimana Dia telah
wasiat kepada Nabi Ibrahim, Musa dan Isa bahwasanya “Tegakkanlah agama/ al
Islam tetapi jangan kamu berpecah belah didalamnya!”
(QS Asy syura 13)

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ
اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ

Dan berpegang teguhlah kamu dengan tali
Allah/ Al Qur’an secara jama’ah dan jangan kamu berpecah belah
(QS Ali Imran 103).

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala

وَلَا تَكُوْنُوْا
كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ
ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ۙ ١٠٥

Dan jangan kamu jadi seperti orang-orang
yang telah berpecah belah dan berselisih sesudah datang keterangan-keterangan
kepada mereka. Itulah bagi mereka siksaan yang besar.
(QS Ali Imran 105)

Keterangan:

Tiga ayat diatas menunjukkan bahwa
orang-orang yang beriman harus berada didalam satu jama’ah, dilarang
berfirqoh-firqoh. Baik ketika kaum muslimin dalam keadaan lemah belum mempunyai
wilayah dan kekuasaan maupun setelah berkuasa.

Ibnu Katsir berkata:

اَمَرَهُمْ بِالْجَمَاعَة وَنَهَاهُمْ عَنْ التَّفْرِقَة

Allah memerintahkan mereka (orang-orang
beriman) supaya bersatu dan Allah melarang mereka berpecah belah
(Tafsir al Qur’an adhim juz 1 hal 417).

Hadist Rosulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam

مَنْ اَرَادَ بُحْبُحَةَ الْجَنَّة فَلْيَلْزَمِ
الْجَمَاعَة (رواه الترمذي احمد والحاكم)

Barangsiapa yang ingin hidup ditengah-tengah
surga, maka hendaknya ia menetapi Al Jama’ah
(HR Turmudzi, Ahmad dan Al Hakim)

Hadist Nabi SAW

فَأِنَّ يَدَاللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ فَأِنَّ الشَّيْطَانَ
مَعَ مَنْ فَرَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْكُضُ (رواه النساء ومسلم واحمد وابن حبان
والحاكم)

Maka sesungguhnya tangan Allah diatas al
Jama’ah, maka sesungguhnya syaiton menyertai orang yang memisahkan dari al
Jama’ah dengan menjauhkannya
. (HR Nasai, Muslim, Ahmad, Ibnu Hibban dan al Hakim)

Keterangan:

Dari 2 hadist diatas dan masih banyak
hadist yang lain yang tidak kami tulis menunjukkan bahwa:

1.      Perintah Rosulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam agar kaum muslimin
bersatu menggunakan isim ma’rifat yaitu al Jama’ah (
الجماعة)dengan bentuk mufrad atau tunggal. Artinya
wadah persatuan itu hanya satu dan sudah tertentu.

2.      Karena Rosulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam sendiri yang
menggunakan isim ma’rifat maka yang harus menjelaskan nama wadah persatuan itu
juga harus Rosulullah SAW, kita tidak berhak memberi nama.

3.      Kata al Jama’ah dalam hadist-hadist diatas
menunjukkan isim ma’rifat lil ahdidz dzikri  (
للعهد الذكرى)bukan lil istighraqil jinsi  (لاستغرق الجنس)artinya nama jama’ah yang dimaksud adalah sudah ada dan tertentu bukan
sembarangan nama jama’ah. Karena itu orang yang mengaku golongan ahlu sunnah
wal jama’ah harus bisa menunjukkan nama jama’ahnya terlebih dahulu berdasarkan
hadist Nabi SAW, bukan secara otomatis sama dengan jama’ahnya Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Dan
tidak boleh berpendirian bahwa nama tidak penting, karena kata-kata al Jama’ah,
alif lam nya tidak termasuk jenis lil istighraqil jinsi (sembarang
jama’ah).

4.      Berdasarkan hadist-hadist nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam nama
jama’ah yang dimaksud ialah Jama’atul Muslimin.

أَنَّ زَيْدَبْنَ ثَابِتٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: ثَلاَثُ حِصَالٍ لاَيَغِلُّ
عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ أَبَدًا أِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلهِ وَمُنَاصَحَةُ
وَلاَةِ الْأَمْرِ وِلُزُوْمُ الْجَمَاعَةِ فَأِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيْطُ مَنْ
وَرَائَهُمْ (رواه أحمد )

Artinya:

Sesungguhnya Zaid bin Tsabit ra berkata:
Aku mendengar Rosulullah 
Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Tiga perkara yang tidak boleh dengki
atasnya, hati orang muslim selama-lamanya:

1.      Ikhlas
beramal karena allah

2.      Nasihatnya
Ulil amri

3.      Dan orang
yang menetapi al Jama’ah

Maka sesungguhnya da’wah mereka meliputi
orang yang selain mereka
(HR Ahmad juz 5 hal 183).

Artinya:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ثَلاَثُ لاَيَغِلُّ عّلّيْهِنَّ صَدْرُ مُسْلِمٍ
أِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمُنَاصَحَةُ أُولِى الْأَمْرِ
وَلُزُوْمُ جَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ فَأِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيْطُ مَنْ
وَرَائَهُمْ (رواه أحمد)

Dari Anas bin Malik ra dari Rosulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam beliau bersabda: Tiga perkara yang tidak boleh dengki atasnya, hati orang
muslim:

1.      Ikhlas
beramal karena Allah azza wajalla

2.      Nasehatnya
ulil mari

3.      Dan orang
yang menetapi jama’atil muslimin

Maka sesungguhnya da’wah mereka meliputi
orang yang selain mereka
(HR Ahmad juz 3 hal 225)

Keterangan:

Dari 2 hadist diatas yang topiknya sama
yaitu 3 perkara yang tidak boleh dengki hati orang muslim menunjukkan bahwa
yang dimaksud Al Jama’ah ialah Jama’atul Muslimin.

حَدَّثَنِى الْحَارِثُ اللأَشْعَرِيُّ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ خَرَجَ مِنَ الْجَمَاعَةِ قِيدَ شِبْرٍ
فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الأِسْلاَمِ مِنْ رَاْسِهِ أِلاَّ أَنْ يَرْجِعَ (اخرجه
الحاكم)

Artinya:

Telah menceritakan kepadaku al Harist al
Asy’ary ra ia telah berkata: Telah bersabda Rosulullah 
Shollallohu ‘Alaihi Wasallam: Maka barangsiapa
yang keluar dari al Jama’ah kira-kira sejengkal maka sungguh ia telah
melepaskan ikatan Islam dari kepalanya, kecuali jika ia bertobat.

(Telah mengeluarkan hadistn Imam al Hakim
juz 1 hal 117-118)

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ فَارَقَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ
شِبْرًا فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الأِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِةِ (اخرجه الحاكم)

Artinya:

Dari Abi Dzar ra ia berkata: Telah bersabda
Rosulullah SAW: Barangsiapa yang memisahkan dri dari Jama’atul muslimin
sejengkal (saja), maka sungguh ia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya
.

(Telah mengeluarkan hadist Imam al Hakim
juz 1 hal 117)

Kesimpulan:

Dari dua hadist diatas menunjukkan bahwa
yang dimaksud dengan Al Jama’ah adalah Jama’atul muslimin.

D. Tidak Boleh Mengaku Benar Sendiri

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

۞ مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ
وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ ٣١
مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا ۗ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ
فَرِحُوْنَ ٣٢
 

Dan janganlah kamu jadi dari golongan
orang-orang musyrikin yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap golongan bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka.
(QS Arrum 31-32)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

فَتَقَطَّعُوْٓا
اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًاۗ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ ٥٣ فَذَرْهُمْ
فِيْ غَمْرَتِهِمْ حَتّٰى حِيْنٍ ٥٤

Maka mereka memecah belah perkara mereka
diantara mereka menjadi beberapa golongan. Tiap golongan gembira dengan apa
yang ada pada sisi mereka. Maka tinggalkanlah mereka sampai waktunya.
(QS Al mu’minun 53-54).

Keterangan:

Firqoh-firqoh senang dan bangga dengan
apa-apa yang mereka miliki yaitu nama organisasinya, usahanya, kegiatannya dan
lain-lain yang mana tidak ada contoh dari Allah dan RosulNya. Berarti mereka
mengaku dan merasa benar sendiri.

Berbeda dengan Jama’atul muslimin, mereka
senang dan bangga dengan nama Jama’atul muslimin karena nama itu dari Allah dan
RosulNya.

E. Orang-orang Yang Benar Beriman akan
Diberi Petunjuk oleh Allah tentang Golongan yang Haq

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

ۚ فَهَدَى اللّٰهُ
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ
يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ٢١٣

Maka allah akan memberi petunjuk kepada
orang-orang yang beriman terhadap apa-apa yang mereka perselisihkan didalamnya,
kepada yang benar dengan izinNya. Dan allah akan memberi petunjuk siapa yang ia
kehendaki kepada jalan yang lurus
(QS al Baqarah 213)

Dan kita boleh berdoa minta petunjuk yang
benar

Doa nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam pada iftitah sholat tahajud

اِهْدِنِيْ لِمَااخْتَلَفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِأِذْنِكَ
اِنَّكَ تَهْدِيْ مَنْ تَشَآءُ اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ (رواه البخاري)

Tunjukkanlah aku kepada yang benar dengan
izin engkau terhadap apa-apa yang diperselisihkan didalamnya. Sesungguhnya
engkau akan memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki kepada
jalan yang lurus
. (HR
Bukhori)

F. Kesimpulan

Mengaku dan meyakini bahwa sebuah jama’ah
yang benar ialah Jama’aul Muslimin saja, tidak bertentangan dengan syar’i.

Demikian penjelasan tentang Kebenaran Suatu Jama’ah Menurut Syar’i. Semoga bermanfaat

Leave a Comment